Sabtu, 08 Mei 2010

Bagaimana status gizi balita kita ?

Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat pada masa balita dan merupakan landasan perkembangan berikutnya.
Faktor penting untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan salah satunya adalah gizi. Bayi dan anak-anak mempuyai resiko yang besar untuk mengalami kekurangan gizi karena mereka membutuhkan sejumlah besar kalori dan zat gizi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Mereka dapat mengalami kekurangan zat besi, asam folat, vitamin C dan tembaga karena makanan yang tidak memadai. Kekurangan asupan protein, kalori dan zat gizi lainnya bisa terjadi kekurangan protein (KKP), yang merupakan suatu bentuk dari malnutrisi yang berat, yang akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan.
Indonesia pada saat ini menghadapi masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Masalah gizi kurang pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan; kurangnya persediaan pangan; kurang baiknya kualitas lingkungan (sanitasi); kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan; dan adanya daerah miskin gizi. Sebaliknya masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi, menu seimbang, dan kesehatan. Status gizi kurang pada balita dapat menyebabkan berbagai resiko, diantaranya yaitu dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan balita.
Permasalahan gizi pada bayi kebanyakan diakibatkan pada ketidaktahuan orang tua akan kebutuhan gizi bayi itu, masalah gizi pada bayi terjadi terutama karena salah pemberian makan yang sedikit maupun yang banyak disebabkan oleh ketidaktauan pola pemberian atau memilih makanan yang benar. Timbulnya masalah gizi pada bayi terutama terkait dengan faktor pengasuhan, ketahanan pangan pada keluarga serta kesehatan lingkungan, selain itu juga peranan ibu memiliki peran utama dalam mengatur dan menyiapkan tindakan bagi keluarga serta bertanggung jawab langsung dalam pemeliharaan anak
Pengetahuan ibu tentang gizi mempengaruhi bentuk dan mutu makanan yang akan dikonsumsi oleh keluarga, karena pengetahuan atau kurangnya kemampuan untuk menerapkan informasi yang telah diterima dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi penyebab penting timbulnya masalah gizi. Kondisi di atas menunjukkan bahwa kemampuan seorang ibu dalam memilih, menentukan jenis, bentuk dan jumlah makanan serta pola pemberian makan uuntuk bayi sangatlah penting, mengingat makanan sejak bayi merupakan landasan untuk membangun manusia yang sehat dan berkualitas.
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi, dibedakan antara status gizi baik, kurang, dan buruk.
Status gizi (nutrition status) adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu. Contoh : gondok endemik merupakan keadaan tidak seimbangnya pemasukan dan pengeluaran yodium dalam tubuh.
Keadaan gizi adalah keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi tersebut, atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi dalam seluler tubuh.
Status gizi seseorang dapat diketahui dengan melakukan pengkajian status gizi. Pengkajian status gizi adalah proses yang digunakan untuk menentukan status gizi seseorang, mengidentifikasi gizi (kurang atau lebih), untuk menentukan porsi diet atau rencana diet, dan menu makanan yang harus diberikan. Pengkajian status gizi dapat dilakukan dengan cara : Anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, pengukuran antropometri.
Pengukuran antropometri merupakan pengukuran tubuh manusia. pengukuran yang penting meliputi tinggi badan dan berat badan. Pengukuran lipatan kulit memberikan suatu penilaian dari lemak tubuh yang digunakan untuk mengidentifikasi obesitas atau maramus. Pengukuran antropometri yang paling sering digunakan adalah lipatan kulit pada otot trisep lengan atas (triceps skinfold/TSF).
Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran dari tubuh.
Namun sesuai dengan meningkatnya kemajuan zaman dan meningkatkan pelayanan kesehatan di masyarakat, salah satunya adalah dengan adanya posyandu.
Penilaian status gizi dengan cara antropometri banyak digunakan dalam berbagai penelitian atau survei, baik survei secara luas dalam skala nasional maupun survei untuk wilayah terbatas.
Antropometri gizi adalah sesuatu yang berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisui tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh: berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak di bawah kulit.
Salah satu indeks dalam antropometri gizi adalah indeks antropometri berat badan menurut umur (BB/U).
Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang sangat mendadak. Berat badan adalah parameter antrometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan konsumsi serta kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya, dalam keadaan abnormal terdapat dua kemungkinan perkembangan berat badan yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal. Berdasarkan karakteristik berat badan ini maka indeks berat badan menurut umur digunakan sebagai salah satu cara pengukuran status gizi.

Status gizi balita terdiri dari :
1. Gizi baik
Balita disebut mempunyai status gizi baik, apabila berat badan bayi menurut panjang/tinggi lebih dari 90 % dari standar Harvard.
2. Gizi kurang
Balita disebut mempunyai status gizi kurang, apabila berat badan bayi menurut panjang/tinggi berada diantara 70,1 % – 90 % dari standar Harvard.
3. Gizi buruk
Balita disebut mempunyai status gizi kurang, apabila berat badan bayi menurut panjang/tinggi 70 % atau kurang dari standar Harvard.

1 komentar: